Pasukan Shinobi Aliansi Yang berkumpul berusaha mengalihkan perhatian juubi.
Di pandu oleh strategi 5 negara dan puluhan desa.
Shikaku memulai aba aba untuk membuat juubi terpojok.
Alhasil ....
Berjkat perpaduan yang hebat, Kini juubi bisa di buat diam..
meskipun untuk sesaat.
Lalu serangan dari tujuan utama di mulai....
Naruto melempar Rasenshurikennya ke arah Madara dan Obito,
karena bagaimanapun, merekalah dalang di balik aksi serangan Juubi.
"Jadi begitu, kali ini mereka menjadikan kami sebagai target? bukan Juubi?
Oh yah, menyerang otak musuh memang merupakan dasar dalam perang." Pikir
Madara, yang meski hendak diserang oleh begitu banyak shinobi, ia masih
tampak tenang-tenang saja.
Terlihat Darui menyiapkan tembakan, begitu pula dengan yang lain yang sudah benar-benar siap untuk menyerang.
"Daigo Tomon ... Buka!!" Lee dan gurunya juga telah bersiap.
"Tapi untuk menyerang kami ..."
"Oarghhhh!!!!!!!!" Juubi memblok serangan mereka. Ia mampu keluar dari
lubang yang menahannya itu, dan bahkan kini wujudnya semakin sempurna.
"Kalian harus menghentikan Juubi terlebih dahulu."
"Bagaimana bisa!? Bukankah kita telah menahan Juubi!?" Pikir heran para
shinobi aliansi. Mereka memang sudah berusaha. Namun mau bagaimana lagi,
Juubi terlalu kuat untuk bisa ditahan hanya dengan serangan kombinasi
seperti tadi.
Ekor-ekor Juubi yang ujungnya membentuk jari mengibas dan menghempaskan beberapa shinobi, "Aaaarghhh!!!!!!"
"Apa kau baik-baik saja!?"
"Sial!!!" Para shinobi terdesak.
Juubi muncul dengan wujud yang semakin sempurna. Ekor-ekornya seperti
yang telah dijelaskan tadi memiliki ujung yang menyerupai tangan. Muncul
tanduk-tanduk dari kepalanya, dan kaki serta tangan yang semakin jelas.
Namun meski begitu, wujudnya masih terlihat terlalu kurus.
Dan bersamaan dengan berevolusinya wujud Juubi ini, ketidakseimbangan
bola yang ada di markas menjadi semakin tidak stabil. "Ini mustahil!!
Bola sensornya ..."
"Terlihat seperti bintang kecil!"
"Jadi pada dasarnya kita tak bisa menghentikan Juubi ..." ucap ayah Shikamaru, Shikaku.
"Dia hanya mempertahankan kekuatannya untuk berubah."
"Bagaimana bisa kita menghentikan mahluk itu!? Kita bahkan tak punya waktu untuk menyerang mereka berdua!!" ucap ayah Ino.
Kembali ke medan perang, beberapa shinobi sudah tampak terbaring kesakitan. "Tim medis, cepat!!" Perintah salah seorang shinobi.
"Ma-mahluk itu menyeramkan ..." ucap Kiba.
"Ukhh ..."
"Kalau kita tak bisa menghentikannya, kita semua berakhir." ucap Kakashi.
"Daripada membuang waktu untuk takut, lebih baik gunakan waktumu untuk
mengumpulkan chakra. Kita harus selalu siap menerima perintah dari
markas pusat."
"Kita harus menghentikan Juubi, apapun alasannya. Atau tidak, kita tak
akan mampu untuk menyerang mereka berdua yang merupakan otak di balik
ini semua. Tapi, bagaimana bisa kita melakukannya?" Shikaku berpikir
keras. "Bloking adalah spesialisasi dari kita tiga klan, tapi tetap saja
melawan monster itu, pada akhirnya kita hanya akan membuang-buang
chakra ..."
"!!!" Shikaku terpikir akan sesuatu, kemudian dengan cepat ia meminta ke ayah Ino, "Inoichi, hubungkan aku ke Kakashi!!"
"Ya!!" Inoichipun menghubungkan mereka.
"Kakashi, ini aku! Ada satu hal yang ingin aku pastikan mengenai rangkaian pertarungan yang aku katakan ..."
"Gwooohhh!!!!!" Juubi berteriak, semakin sempurna meski masih tampak cacat.
"Huh ..." Madara mulai merasakan Juubi yang dipijaknya bergetar.
"Setelah ini, akan semakin sulit untuk mengendalikan Juubi. Gunakan sel
Hashirama untuk memperkuat ikatannya!" Perintah Madara ke Obito.
Kemudian, mereka berduapun mengeluarkan suatu batangan kayu dari tubuh
mereka dan menempelkannya ke tubuh Juubi.
"Bukankah kau ingin melihat ...
Betapa kuatnya Juubi dalam bentuk ini ..."
"Yah, kita akan menunjukannya pada mereka ... Bagaimana keputusasaan itu." ucap Obito.
"Rooarrrr!!!!" Juubi berdiri tegak bagai seorang manusia, dengan tubuh
yang masih terlihat kurus. Dan, baru hanya tangan kanannya saja yang
tumbuh.
"I-Ini ... mustahil!!!" ucap Shinobi di ruangan pengawas itu. Keadaan
bola tadi menjadi semakin tak stabil, begitu tidak terkendali.
"Shikaku-dono, Inoichi-dono!!"
"Sial, kamuinya tak mau bekerja tepat waktu." Pikir Kakashi.
"Gunakan doton di bawah kakinya."
"Ya!!"
Jutsu elemen tanah menyerang kaki Juubi, membuatnya terguling dan
terjatuh. Akibatnya, bijuudama yang hendak ia tembakan menjadi melesat
ke arah yang tidak karuan, melesat di kejauhan sebelum akhirnya meledak.
Booomm!!!
"Serangannya sampai di jarak sejauh itu!?" Kakashi kaget.
"Benar-benar berada di level yang jauh berbeda dengan bijuudama lainnya, kekuatan macam apa itu!?"
"Kalau dengan kontrolnya yang tidak sempurna saja seperti itu, maka tembakan selanjutnya ..."
Bammmm!!!!!!! Juubi kembali menembak ke kejauhan, begitu jauh, dan
bahkan tembakannya sampai di sebuah desa, membuat desa itu hancur
berantakan. "Astaga ... Kota di jarak sejauh itu dihancurkannya dengan
mudah!!" ucap seorang shinobi pendeteksi.
Juubi terus mengamuk, dan menembak ke tempat-tempat yang jauh. "Oarghhh!!!!!!"
"Ini aneh! Kenapa dia hanya mengincar tempat yang jauh!?" ucap Ao, salah satu shinobi pendeteksi yang bertugas di markas.
"Ini artinya, semua kota, siapapun ada dalam jangkauan serangannya ..."
"Apa ini artinya, para Daimyou, penduduk desa dari berbagai negara tidak aman!?"
"Para shinobi yang ada di medan tempur bertarung untuk melindungi semuanya." ucap Shikaku, "Arah yang diincarnya adalah ..."
Juubi kembali menembak ke kekejauhan.
"I-Itu ..."
"Ada apa, Ao-dono!?" Inoichi bertanya.
"Kumohon jangan panik dan dengar perkataanku ..." Ao hendak mengatakan
kenyataannya. Namun sebelum itu, Shikaku sudah tahu dan mengatakan,
"Serangannya kali ini datang ke arah kita."
"!!?" Orang-orang di markas kaget.
"Kalau begitu, kita harus segera kabur!!"
"Heh, dengan daya hancur Bijuudama yang sebesar itu, sudah terlambat!!
Apa sejak awa; kau pikir kau aman hanya karena kau bertugas di markas
pusat?"
"Tidak! Aku juga seorang shinobi! Aku sudah siap untuk mati di dalam
misi kapanpun! Tapi, aku belum mau mati sebelum melakukan sesuatu yang
membantu ..."
Bijuudama terus bergerak menuju ke arah mereka.
"Apa yang harus kita lakukan, Shikaku!?"
"Kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan sampai akhir." ucap
Shikaku. "Aku memiliki strategi untuk menghentikan Juubi. Ini akan
menjadi pekerjaan terakhir kita, hubungkan aku dengan orang-orang yang
ada di medan tempur."
Iapun dihubungkan ke orang-orang, sementara Bijuudama sudah semakin mendekat.
"Semuanya, dengarkan aku!!"
Terlihat Shikamaru mendengar dengan seksama. Namun tiba-tiba, raut
wajahnya berubah. Perlahan, dari sigap menjadi raut kehilangan.
Sepertinya, bijuudama sudah menghancurkan tempat itu tepat sebelum
Shikaku memberitahukan rencananya.
Ino menangis. Tentu saa, bagaimanapun ayahnya juga ada di tempat itu.
"Akhirnya, kita berhasil memusnahkan mereka." ucap Madara, "Dengan ini,
kita telah menghancurkan otak di balik aliansi shinobi. Yah, itulah
dasar dalam perang kan ..."