"Hanya luka yg kumiliki disini. Apa artinya ini? Itulah alasanku
menyingkirkan segalanya. Tidakkah kau juga menderita selama ini? Di
depan makam Rin, di depan makam ku." ucap Obito
Kakashi yg mendengar ucapan Obito hanya bisa terdiam, terkenang sosok Obito yg dulu, yg jauh berbeda dengan Obito yg sekarang. "Kakashi, tak apa. Kau tak perlu menderita lagi." ucap Obito sambil melakukan sesuatu dengan jari kanannya
"Rin ada disini. Aku sepertimu, Kakashi." Obito menciptakan sosok Rin dan Obito kecil dengan genjutsunya
"Dan aku pasangan serasi buatmu juga ada disini." ucap bayangan Rin
"Aku akan menjadi hokage." ucap bayangan Obito kecil
"Lihatlah,
apa yg kau inginkan, di dunia ilusi ini kau bisa memiliki apapun.
Lubang di hatimu dapat segera terisi kembali." ucap Obito yg
terus-menerus mencoba menghasut Kakashi
Namun tiba-tiba,,
Blaaassh blaassh
Kakashi menebas kedua sosok bayangan tersebut dengan raikirinya.
"Rin
sudah mati, dan kau masih hidup. Apa kau pikir,, apa kau benar-benar
berpikir hal itu dapat mengisi kekosongan di hati seseorang?" ucap
Kakashi
Obito yg mendengarnya hanya diam.
"Jangan hapus kenanganmu tentang Rin!! Dia mencoba melindungi desa dengan mempertaruhkan nyawanya!!" bentak kakashi
Obito yg mendengar semakin kesal.
"Meskipun kau berhasil dengan dunia khayalanmu, mereka tetap tak akan mampu mengisi kekosongan hatimu." tambah Kakashi lagi
---scene beralih ke medan perang---
Juubi
menutup mata dan membuka mulutnya lebar-lebar. Lebih lebar.
Sangat-sangat lebar hingga muncul sesuatu seperti kelopak bunga di
mulutnya. Perlahan kelopak tersebut terbuka, perlahan-lahan mulai mekar.
Bee terdiam melihatnya.
"Dia berubah lagi!!" teriak Darui
"Tidak!!
Dia hanya kembali ke wujud semula. Yg tadi hanya untuk menyerang.
Tinggal selangkah lagi untuk sampai ke perubahan terakirnya." ucap
Hachibi
Sementara itu kelopak bunga di mulut juubi kini tlah mekar sempurna, menyerupai bunga bangkai.
"Naruto sedang memulihkan diri, dan kyubi sedang mengolah chakra. Sekarang giliran kita, Bee..." ucap Hachibi
"Benar, kita adalah pemimpin." sahut Bee
"Dengar Bee, jika kita membiarkannya menyelesaikan perubahan terakhirnya, semua akan berakhir." ucap Hachibi
Sementara itu dengan kelopak bunga yg tlah mekar sempurna, juubi membentuk sebuah bijudama yg sangat besar.
"Juubi
tak dapat menahan dirinya. Dia mungkin melihat biju di dalam diri
Naruto sehingga menjadi tak sabar." batin Madara yg kini berdiri di
tebing bebatuan tak jauh dari samping kiri juubi
Sementara juubi sendiri masih terus-menerus memperbesar bola bijudamanya.
"Menyebalkan sekali kalau aku harus melenyapkan semuanya sekarang. Padahal aku baru mulai menikmatinya." cibir Madara
Sementara itu di kubu aliansi shinobi,,
"Dia terus membesar." ucap Shikamaru
"Apa dia akan menyerang Naruto?" tanya Chouji
Naruto dan para shinobi hanya bisa terpana melihat juubi yg sedang mempersiapkan serangannya.
"Jujur, apa yg bisa kita lakukan tanpa bantuan chakra Naruto?" tanya seorang shinobi
"Kita
tak boleh ragu-ragu lagi setelah semua yg terjadi!! Naruto melakukan
segala yg bisa dia lakukan!! Sudah jelas dari perkataannya!!" seru
Sakura yg teringat kata-kata Naruto, yaitu "Yg paling menyakitkan adalah
ketika teman-temanku tak ada dalam hatiku."
"Yeah, dia berjuang melindungi shinobi biasa seperti kita." ucap seorang shinobi
"Bukan seperti itu!!" bantah Sakura
"hn?!" shinobi tadi bingung
"Dia
menyadarkan kita kalau kita semua adalah teman-temannya!! Aku akan
segera memulihkan Naruto. Kita harus mengerahkan seluruh kemampuan kita.
Kalau kita memang harus mati, maka kita lebih bain mati di medan perang
daripada mati sia-sia." seru Sakura yg membangkitkan semangat semuanya
"Heh." Shikamaru tersenyum
"Ino! Aku ingin kau menghubungkanku dengan seseorang." ucap Shikamaru
"Apa kau merencanakan sesuatu?" tanya Ino
"Kau hebat Shikamaru!!" ucap Chouji
Dan ternyata yg ingin di hubungi Shikamaru adalah Kitsuchi.
"Kau anak Shikaku?" tanya Kitsuchi
"Tuan
Kitsuchi, tolong dengarkan aku. Tolong ajarkan Doton jutsu yg sederhana
seperti tehnik dinding tanah, jurus yg bisa dikuasai oleh semua shinobi
termasuk shinobi yg bukan berasal dari desa iwa." ucap Shikamaru
"Doton jutsu yg semua orang bisa menguasainya bukan jurus yg bagus. Yg terpenting lagi,," ucap Kitsuchi belum selesai
"Tidak, penting sekali bagi semua shinobi dapat menguasai ini. Kita harus melawan kualitas dengan kuantitas." potong Shikamaru
"Tapi, dinding itu akan bisa dihancurkan dengan mudah." protes Kitsuchi
"Meskipun
itu mudah dihancurkan, jika kita membuatnya terus menerus, itu akan
menjadi penghalang. Daripada kita menghentikannya dengan dinding yg kuat
lebih baik kita memperlambatnya dengan banyak dinding, meskipun itu
dinding lemah. Tentunya akan sangat membantu jika shinobi dari desa iwa
juga dapat membuat dinding yg kuat." jelas Shikamaru
"Aku mengerti, sangat pantas untuk dicoba. Aku akan ajarkan kau jurusnya." ucap Kitsuchi
"Sebelum itu, tuan bee!!" ucap Shikamaru yg kini menghubungi bee
"Sementara itu tolong sebisa mungkin belokkan serangannya dengan bijudama mu." lanjut Shikamaru
Strategi Shikamaru telah tersusun rapi, kini tinggal menjalankannya.
"Ino, sekarang hubungkan aku dengan semuanya. Bisakah kau melakukannya?" pinta Shikamaru
"Tentu saja!!" ucap kesal Ino
Lalu Ino dengan sekuat tenaga berusaha menghubungkan dengan semua shinobi. Dan para shinobi pun mulai melakukan segel tangan
Wuuuusssshhhhhh
Bijudama
raksasa dari juubi tlah diluncurkan. Di saat yg sama puluhan dinding
tanah bermunculan di hadapan pihak aliansi shinobi.
---kembali ke dimensi kamui---
"Kenapa
kau keberatan dengan dunia ilusi? Dunia nyata ini kejam. Lubang ini
akan semakin besar. Beberapa hal tidak berjalan sesuai keinginanmu. Dan
terkadang, kau tak cukup cepat untuk meraihnya." ucap Obito
Kakashi hanya diam mendengarnya
"Seperti aku!!! Benarkan Kakashi??!!! Bagaimana lubang ini dapat terisi jika kita tetap berada dalam dunia ini?!!" bentak Obito
"Aku
memang seonggok sampah. Tapi aku belajar beberapa hal. Lubang dalam
hatimu dapat terisi oleh orang lain." ucap Kakashi yg teringat hokage 3,
gurunya, dan tim 7
"Jika kau menolak perasaan temanmu dan
menolak dunia ini hanya karna semua tak berjalan sesuai keinginanmu,
maka takkan ada orang yg datang padamu sehingga lubang itu tak akan
terisi. Jika kau melarikan diri dan tak berbuat apa-apa, maka orang lain
pun takkan berbuat apa-apa juga terhadapmu. Selama kau tidak menyerah,
kau masih bisa diselamatkan." ucap Kakashi
---kembali ke medan perang---
Bijudama
raksasa dari juubi tlah menghancurkan sebagian dinding-dinding tanah yg
menghalanginya. Bee-Hachibi pun turut membantu dengan menembakan 2
bijudama ukuran sedang untuk sebisa mungkin membelokan bijudama raksasa
dari juubi.
Namun upaya tersebut seolah tak ada artinya. Bijudama
raksasa dari juubi terlalu kuat, terus menerjang, menghancurkan
dinding-dinding tanah yg menghalanginya. Walaupun para shinobi
terus-menerus menciptakan dinding-dinding tanah yg baru, tetap saja
bijudama raksasa dari juubi tak dapat di hentikan sedikitpun.
"Ini lebih kuat dari yg ku kira." batin Kitsuchi
Hingga
akirnya bijudama raksasa dari juubi tlah berhasil menerobos dinding
terakir. Namun dengan sigap, Bee-Hachibi yg menjadikan tubuhnya sendiri
sebagai penghalangnya.
---kembali ke dimensi kamui---
"Kau
terlalu banyak bicara. Hanya dengan menyingkirkan kenyataan dan
perasaan terhadap temanmu baru kau bisa mendapatkan kebahagiaan yg
sesungguhnya." ucap Obito
"Dalam dunia shinobi, orang yg
melanggar aturan disebut sampah. Tapi, orang yg mengabaikan temannya
lebih rendah dari sampah. Dan orang yg tak menghargai perasaan temannya,
lebih buruk lagi dari itu." ucap Kakashi
---kembali ke medan perang---
swwiiiissh
Secara mengejutkan, bijudama raksasa yg tadinya di tahan tubuh Bee-Hachibi tiba-tiba lenyap.
"Menghilang??" ucap seorang shinobi tak percaya
---kembali ke dimensi kamui---
"Aku
tidak pernah melupakan perasaanmu. Meskipun kau berusaha untuk
menyangkalnya." ucap Kakashi yg telah bersiap dengan raikirinya
---kembali ke medan perang---
ssleepp
Sebuah kunai kusus menancap di tanah di hadapan Naruto
wuuuusshhh
Dari kunai tersebut, munculah seseorang yg sudah tak asing lagi. Yondaime hokage, Namikaze Minato
"Apakah aku terlambat?" tanya minato
"Tidak, kau tepat waktu, ayah." ucap Naruto dengan senyumnya